tumbuh kembang toddler
KEPERAWATAN
ANAK 1
“ TUMBUH
KEMBANG TODDLER“
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
PRODI DIII KEPERAWATAN MAGELANG
2014/2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya serta kemudahan pada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
Keperawatan Anak 1 “ Tumbuh
Kembang Toddler“.
Proposal ini disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Anak di Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan
Semarang Prodi D III Keperawatan Magelang.
Penulis menyadari bahwa dalam
menyelesaikan tugas ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sehubungan
dengan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah berperan dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi penyusunan karya tulis ilmiah dimasa
mendatang.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat
dan penulis minta maaf atas segala kesalahan dan kekurangan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Untuk mencapai perkembangan tumbuh kembang anak yang
optimal perlu diperhatikan beberapa aspek perkembangan, yakni sensoris,
motorik, komunikasi bahasa dan bicara, kognitif, kreatifitas seni, urus diri,
emosi social, kerja sama dan leadership, serta moral dan spiritual. Dimana
perkembangan itu berkaitan dengan perkembangan otak anak juga. Jika melihat
dari perkembangan otak, otak terbagi menjadi 2 sisi, yakni otak kiri ( hard
skill 10 % ) spesifik competenciens yakni berhubungan dengan logika, berhitung,
rasional, dan merencanakan. Otak kanan
( soft skill 90 % ) basic competenciens sensitiveness, self controlling,
vision, communication, risk taking dan continual learning. Kemudian dalam tahap
perkembangan tumbuh kembang anak, anak berusia 12 bulan seharusnya sudah bisa
untuk berjalan dituntun, makan dengan sendok, dipanggil dating, dan bicara
lebih dari 8 kata. Usia 18 bulan sudah bisa untuk naik tangga dibantu, susun
balok enam dan mengikuti mimic. Anak usia 1 – 2 tahun cenderung gerakannya
memakai otat – otot besar, bergerak dengan banyak komponen tubuh dan dapat
merangsang oksigenasi otak. Dan untuk mengetahui anak sudah siap jalan atau
belum dapat dilihat dari reflex jinjit ( plantar reflek ) yang mulai hilang,
atau sudah dapat melakukan koordinasi komplek.
B. Tujuan
1.
Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah pembaca
mengetahui
tentang pertumbuhan dan perkembangan fisik anak usia toddler ( 1 – 3 tahun )
2. Tujuan Khusus
a. Pembaca mengetahui tentang personal social anak
usia toddler
b. Pembaca mengetahui tentang motorik kasar anak usia
toddler
c. Pembaca mengetahui tentang motorik halus anak usia
toddler
d. Pembaca mengetahui tentang bahasa anak usia toddler
e. Pembaca mengetahui teknik komunikasi anak usia
toddler
f. Untuk
memenuhi tugas manajemen keperawatan.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Pengertian
Anak usia toddler adalah anak usia 12 – 36 bulan ( 1 –
3 tahun ) pada periode ini anak berusaha mencari tahu bagaimana sesuatu bekerja
dan bagaimana menngontrol orang lain melalui kemarahan, penolakan, dan tindakan
keras kepala. Hal ini merupakan periode yang sangat penting untuk mencapai pertumbuhan
dan perkembangan intelektual secara optimal ( Perry, 1998 ).
Pertumbuhan merupakan bertambah jumlah dan besarnya
sel seluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur. Sedangkan
perkembangan merupakan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat
dicapai melalui tumbuh kematangan belajar. (Wong’s, 2000 ).
Usia 1 tahun merupakan usia yang penuh berbagai hal
yang menarik antara lain berubah dalam cara makan, cara bergerak, juga dalam
keinginan dan sikap atau perasaan si kecil apabila disuruh melakukan sesuatu
yang tidak ia sukai, ini akan menyatakan sikap dan nalurinya mengatakan “tidak”
baik dengan kata-kata maupun perbuatan, meskipun sebetulnya hal itu disukai (
psikolog menyebutnya negatifisme ). Kenyataan ini berbeda pada saat usia di
bawah satu tahun, si kecil akan menjadi seseorang penyidik yang sangat
menjengkelkan, mereka akan menyelinap masuk setiap sudut rumah, menyentuh semua
benda yang ditemukannya, menggoyangkan meja dan kursi, menjatuhkan benda apapun
yang bisa dijatuhkan, memanjat apa yang bisa di oanjat, memasukkan benda kecil
ke dalam benda yang lebih besar dan sebagainya. ( Hurlock, 2002 )
Pada usia 2 tahun si kecil cenderung mengikuti orang
tuanya kesana kemari, ikut – ikutan menyapu, mengepel, menyiram tanaman, semua
ini dilakukan dengan penuh kesungguhan. Pada usia 2 tahun anak sudah mulai
belajar bergaul, ia senang sekali menonton anak lain bermain, perasaan takut
dan cemas sering terjadi apabila orang tuanya meninggalkan anak sendiri.
Seandainya orang tua harus bepergian lama atau memutuskan untuk kembali.
Anak pada usia 3 tahun biasanya lebih mudah
dikendalikan karena anak sudah dalam perkembangan emosi, sehingga mereka
mengenggap ayah dan ibunya sebagai orang yang istimewa. Sikap permusuhan dan
kebandelan yang muncul pada usia antara 2,5 sampai 3 tahun tampaknya makin
berkurang, sikap pada orang tua bukan saja bersahabat tapi sangat ramah dan
hangat. Anak menjadi sangat patuh pada orang tuanya, sehingga mereka akan
bertingkah laku baik dan menurut sekali. Jika keinginan mereka bertentangan
dengan kehendak orang tuanya, karena mereka tetap mahluk hidup yang mempunyai
pendapat sendiri. Pada usia 3 tahun, anak cenderung meniru siapapun yang
dilakukan orang tuanya sehari – hari, disebut proses identifikasi. Dalam proses
inilah karakter anak dibentuk jauh lebih banyak dibentuk dari petunjuk yang
diterima dari orang tuanya, seperti membentuk model diri mereka, membina
kepribadian, membentuk sikap dasar bai terhadap pekerjaan, orang tua dan
dirinya sendiri. ( Hurlock, 2002 ).
B. Pertumbuhan
dan Perkembangan Fisik
Pertumbuhan adalah suatu proses alamiah yang terjadi
pada individu, yaitu secara bertahap, berat dan tinggi anak senakin bertambah
dan secara simultan mengalami peningkatan untuk berfungsi baik secara kognitif,
psikososial, maupun spiritual. ( Supartini, 2000 ).
Anak usia toddler memiliki karakteristik tersendiri
dalam berbagai ranah pertumbuhan dan perkembangannya. Pertumbuhan dan
perkembangan biologis. Secara umum pertumbuhan baik dari segi berat maupun
tinggi badan berjalan cukup stabil atau lambat. Rata – rata bertambah sekitar
2,3 kg/ tahun, sedangkan tinggi badan bertambah sekitar 6 – 7 cm / tahun (
tungkai bawah lebih dominan untuk bertambah dibanding anggota tubuh
lainnya ). Hampir semua fungsi tubuh sudah matang dan stabil sehingga dapat
beradaptasi dengan berbagai perubahan dan stress, sehingga saat ini sudah bisa
diajarkan toilet training.
C. Perkembangan Fisik
1. Perkembangan Biologis
a. Perubahan
Proporsional
1)
Kenaikan BB 1.8 – 2.7 Kg/tahun, Tb
7.5 cm/tahun
2)
LK = LD . usia 1-2 tahun
3)
Fontanel anterior menutup usia 12 –
18 bulan
4)
LD > Uk. Abdomen . pada tahun
kedua
5)
Pot bellied
b. Perubahan Sensori
1)
Penglihatan: pada Visus 20/20 atau
20/40, Pandangan binokuler
2)
Pendengaran,penciuman, pengecap
& perabaan berkembang dengan
baik sehingga Koordinasi baik dengan mengeksplorasi lingkungan
c. Kematangan Sistem
1)
Sistem Fisiologis relatif
matang pada akhir masa toddler
2)
Myelinisasi spinal cord lengkap pada
usia 2 tahun
3)
Otak tumbuh lengkap 75 % pada akhir
2 tahun, perkembangan korteks cerebri yang spesifik, broca untuk bicara dan
kortical untuk mengontrol kaki, tangan & sfighter
d. Saluran
Pernafasan
1)
Struktur internal telinga dan
tenggorokan lebih pendek & lurus
2)
Jaringan limfoid pada tonsil membesar
& adenoid membesar sehingga sering mengalami infeksi seperti Otitis media
dan Tonsilitis & ISPA
e.Sistem Pencernaan dan Eliminasi
1)
Proses pencernaan mulai komplit,
kapasitas perut meningkat, keasaman lambung meningkat
2)
Dapat mengontrol sfingkter secara
fisiologis pada 18-24 bln, kapasitas Bladder meningkat (usia 14-18 bln) dan
anak dapat menahan urin selama 2 jam/lebih
f.Kulit
1)
Epidermis & Dermis berkembang
bersama, resisten terhadap infeksi
2)
Barier efektif terhadap kehilangan
cairan
g.Mekanisme Pertahanan
Antibodi
mulai terbentuk : Ig G . pada tahun ke-2 akhir sedangkan Ig A, D, E meningkat
secara bertahap.
2.
Perkembangan
Motorik Kasar Dan Halus
a. Motorik Kasar
Perkembangan
kemampuan motorik kasar adalah kemampuan yang berhubungan dengan gerak – gerak
kasar yang melibatkan sebagian besar organ tubuh seperti berlari, dan melompat.
Perkembangan motorik kasar ini sangat dipengaruhi oleh proses kematangan anak
juga bisa berbeda. Pada
fase ini perkembangan motorik sangat menonjol. Motorik kasar anak umur 15 bulan
antara lain sudah bisa berjalan sendiri tanpa bantuan orang lain. Anak
usia 18 bulan sudah mulai berlari tapi masih sering jatuh, menarik-narik
mainan, mulai senang naik tangga tetapi masih dengan bantuan. Pada anak usia 24
bulan berlari sudah baik, dapat naik tangga sendiri dengan kedua kaki tiap
tahap. Sedangkan pada anak usia 36 bulan sudah bisa naik turun tangga
tanpa bantuan, memakai baju dengan bantuan, mulai bisa naik sepeda beroda tiga
b. Motorik Halus
Kemampuan motorik adalah kemampuan yang berhubungan
ketrampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata – tangan.
Saraf motorik halus ini dapat dilatih dan dikembangakan melalui kegiatan dan
rangsangan yang kontinu secara rutin. Seperti bermain puzzle, menyusuun balok,
memasukkan benda ke dalam lubang sesuai bentuknya, membuat garis, melipat
kertas, dan sebagainya.
Motorik halus pada anak usia 15 bulan antara lain
sudah bisa memegangi cangkir, memasukkan jari ke lubang, membuka kotak,
melempar benda. Pada anak usia 18 bulan sudah bisa makan dengan
menggunakan sendok, bisa membuka halaman buku, belajar menyususun
balok-balok. Anak usia 24 bulan sudah bisa membuka pintu, membuka kunci, menggunting
sederhana, minum dengan menggunakan gelas atau cangkir, sudah dapat menggunakan
gelas atau cangkir, sudah dapat menggunakan sendok dengan baik. Sedangkan pada
anak usia 36 tahun sudah bisa menggambar lingkaran, mencuci tangannya
sendiri, menggosok gigi.
3. Perkembangan Psikososial
Menurut
Sigmund Freud, pada fase ini tergolong dalam fase Anal dimana pusat kesenangan
anak pada perilaku menahan faeses bahkan kadangkala anak bermain-main dengan
faesesnya. Anak belajar mengidentifikasi tentang perbedaan antara dirinya
dengan orang lain disekitarnya. Konflik yang sering terjadi adalah adanya
Oedipus complex atau katarsis yaitu dimana seorang anak laki-laki menyadari
bahwa ayahnya lebih kuat dan lebih besar dibandingkan dirinya.sedangkan pada
wanita disebut dengan Elektra complex. Sedangkan Erickson menggolongkan tahap
ini dalam fase Otonomi vs Guilt, ( inisiatif vs rasa malu dan bersalah )
Perkembangan ini berpusat pada kemampuan anak untuk mengontrol tubuh dan
lingkungannya. Adapun
Piaget bahwa saat ini merupakan Fase Preoperasional dimana sifat egosentris
sangat menonjol. Pada fase ini sering ditemukan ketidakmampuan untuk
menempatkan diri sendiri ditempat orang lain. Kohlberg menggolongkan masa ini
dalam Fase Konvensional ,Anak mulai belajar baik dan buruk,benar atau salah
melaui budaya sebagai dasar peletakan nilai moral. Kohlberg menggolongkan fase
ini dalam 3 tahap yaitu Egosentris ,kebaikan seperti apa yang saya mau, tahap
berikutnya adalah Oreintasi hukuman dan ketaatan,baik dan buruk sebagai
konsekuensi tindakan, dan tahapan yang terakhir adalah Inisiatif,Anak
menjalankan aturan sebagai sesuatu yang menyenangkan dirinya. Komunikasi,
adanya rasa ingin tahu yang besar dan belum fasihnya kemampuan bahasa,sehingga
pada saat memberikan penjelasan kepada anak toddler gunakanlah kata-kata yang
sederhana dan singkat.
4.
Kemampuan
Sosial
a.
Menangkap & melempar obyek
b.
Memegang & melepaskan
c.
Menggambar
d.
Memegang erat saat seseorang berkata
: Jangan disentuh!!!!
e.
Mengeluarkan makanan saat terasa
tidak enak
5.
Perkembangan Ego
a.
Membedakan diri dengan yang lain
& meluaskan kepercayaan pada yang lain
b.
Sadar akan kemampuan dan kapasitas
diri
c.
Kegagalan yang berlebihan menjadikan
ragu-ragu
6. Kesuksesan otonomi
Bermain,
Sibling Rivalry, toilet training & suksesnya interaksi dengan seseorang
yang berarti. Pengaruh permaianan sangatlah penting pada masa ini, yaitu
berpengaruh dalam Perkembangan intelektual dimana dengan melakukan eksplorasi
dan manipulasi terhadap alat permainan,mulai mengambangkan otonomi dalam
permainan, dan belajar memecahkan masalah. Tak kalah penting pula pengaruh
terhadap perkembangan moral, yaitu anak akan mempelajari nilai benar dan salah
dalam permainan sehingga mereka dapat diterima lingkungannya. Permainan yang
tepat adalah solitary play ( 1 – 2 th ) dan parallel play ( 2 – 3 tahun )
7. Perkembangan Kognitif (Piaget)
a. Fase sensori
motor
1) 12-24 bulan perkembangan
cepat, masih sederhana dalam
kemampuan mencari alasan
2) 13-18 bln
memakai eksperimen yang aktif untuk mencapai tujuan yang sebelumnya, mulai
mengambil keputusan yang rasional dan alasan yang intelektual
3) Merasa
berbeda dengan orang lain ditunjukkan dgn keberanian melakukan hal-hal bersifat
resiko, tanpa ada ortu.
4) Sadar akan
adanya akibat yang dilakukan, dan tidak dapat menstransfer pengetahuan yang
baru
5) Belum dapat
mengaplikasikan obyek yang sempurna
6) 19-24 bulan merupakan akhir tahap
sensorimotor yang mana dapat menduga
sesuatu yang mempunyai pengaruh padanya, Imitasi dengan meningkatkan
simbol-simbol, mulai merasa mengantisipasi waktu, suhu, mengingat dan
mampu menunggu dan Berfikir dan berperilaku egosentris
b. Fase pre Konseptual
Dengan karakteristik :
1) Egosentris
Ketidakmampuan
menempatkan situasi dari perspektif orang lain sehungga Implikasi Anak
membutuhkan opini/alasan dari orang lain
2) Transduktif
a) Perpindahan nilai-nilai yang buruk
b) Alasan dari
satu bagian ke bagian lain implikasinya terima alasan anak
3) Organisasi Global Perubahan
pada satu bagian akan merubah seluruh bagian dan implikasi terima alasan anak.
4) Centration Fokus
lebih dari satu aspek daripada kemungkinan alternatif lain
5) Animisme
aktifitas hidup pada obyek mati implikasi jaga agar anak tidak ketakutan
6) Irreversibility Ketidakmampuan
memutar balikkan & merubah tindakan fisik yang dilakukan. Implikasi
berikan penghargaan & instruksi yang positif
7) Magical Percaya
bahwa pikiran mempunyai kekuatan dan berakibat sesuatu. Implikasinya Jelaskan
bahwa pikiran tidak menyebabkan terjadinya sesuatu & hal itu tidak
bertujuan
8) Ketidakmampuan
untuk menghemat Tidak mampu berfikir
bahwa sesuatu dapat berubah ukuran, bentuk, volume, panjang. Implikasi merubah
persepsi akan pandangan anak
8. Perkembangan Moral
a. Tingkah laku
ditentukan karena kebebasan & pembatasan dari lingkungan
b. Orientasi
hukuman & kepatuhan menjadi tindakan baik/buruk tergantung dari
reward/hukuman yang diberikan
9. Perkembangan Spiritual
a. Proses
kognitif belum matang
b. Mengenal ide
tentang Tuhan & ajaran agama
10. Perkembangan Body Image
a. Mengenal
penggunaan bagian-bagian tubuh & berangsur-angsur mengenal namanya
b. Mengenal
perbedaan seksual
c. Menggunakan
nama/dengan kata pengganti dapat menggunakan simbol untuk sesuatu obyek
11. Perkembangan Seksualitas
a. Senang
mengekspresikan bagian tubuhnya
b. Belajar
kata-kata yang berhubungan dengan anatomi, eleminasi dan reproduksi
12. Perkembangan Sosial
a. Mengembangkan
sikap sosial bermain
b. Belajar
menjauhi orang tua walaupun masih cemas
c. Kemampuan
berbahasa dan berhubungan dengan orang lain meningkat.
13.
Perkembangan
Bahasa
Perkembangan
bahasa anak usia toddler secara umum pemerolehan bahasa anak usia 1 – 3 tahun
merupakan proses yang bersifat fisik dan psikis. Secara fisik kemampuan anak
dalam memproduksi kata – kata ditandai oleh perkembangan bibir, lidah, dan gigi
mereka yang sedang tumbuh. Pada tahap tertentu pemerolehan bahasa ( kemampuan
mengucapkan dan memahami arti kata juga tidak lepas dari kemampuan
mendengarkan, melihat dan mengartikan symbol – simbolbunyi dengan kematangan
otaknya. Sedangkan secara psikis, kemampuan memproduksi kata – kata dan variasi
ucapan sangat ditentukan oleh situasi emosional anak saat berlatih mengucapkan
kata – kata. Pada
usia ini anak mulai mengembangkan kemampuan berbahasa. Diawali dengan
berceloteh, kemudian satu dua kata dan kalimat yang belum jelas maknanya. Anak
terus belajar dan berkomunikasi, memahami pembicaraan orang lain dan belajar
mengungkapkan isi hati dan pikiran. Pada anak usia 13 bulan, anak
sudah mulai dapat mengucapkan kata – kata sederhana seperti “mama” atau “papa”.
Pada usia 17 bulan, umumnya anak sudah dapat mengucapkan kata gantidiri dan
merangkainya dengan beberapa kata sederhana dan mengutarakan pesan – pesan
seperti, “ Adik mau susu.” . Pada anak usia 18 – 23 bulan, anak mengalami perkembangan
yang pesat dalam mengucapkan kata – kata. Perbendaharaan kata anak – anak pada
usia ini mencapai 50 kata. Selain itu anak sudah mulai sadar bahwa setiap benda
memiliki nama sehingga hal ini mendorongnya untuk melancarkan kemampuan
bahasanya dan belajar kata – kata baru lebih cepat.
- Penyelesaian Masalah pada tumbuh kembang Toddler
1. Usia 12 – 18 bulan
a. Persiapkan
ortu adanya perubahan tingkah laku pada masa toddler,
b. Hitung
kalori makanan yang biasa diberikan pada anak dan berangsurangsur hentikan makanan
dari botol dan tingkatkan makanan dalam bentuk yang padat.
c. Kaji pola
tidur dan kebiasaan sebelum tidur, Apakah ada penundaan pada waktu tidur.
d. Persiapkan
orangtua tentang kemungkinan bahaya dalam rumah seperti keracunan atau
terjatuh.
e. Tekankan
tentang pentingnya orang tua saling berkomunikasi (briefing).
f. Bicarakan
mengenai permainan-permainan baru yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kemampuan motorik, bahasa, kognitif dan sosial.
g. Tekankan tentang pentingnya teman sebaya dalam
bermain.
h. Bicarakan
tentang berbagai metode untuk mendisiplinan anak, keefektifan metode tersebut
dan eksplorasi keadaan orangtua tentang negatisme pada anak; tekankan bahwa
negatifisme merupakan aspek penting dalam pengembangan diri dan kemandirian
anak.
i.
Bicarakan tentang tanda-tanda
kesiapan anak untuk melakukan toilet training, tekankan tentang pentingnya
menunggu kesiapan fisik dan piskologis anak, bicarakan tentang kemungkinan
timbulnya rasa takut anak, seperti terhadap gelap dan suara-suara tertentu.
j.
Kaji kemampuan anak untuk berpisah
dengan orangtua dan kemampuan menghadapi situasi yang tidak familiar dengannya.
k. Beri kesempatan pada orang tua untuk
mengucapkan perasaannya, keletihan, frustasi dan kemarahannya
2. Usia 24-36 bln
a. Bicarakan
pentingnya peniruan pada anak dan perlunya melibatkan anak dalam berbagai
aktifitas.
b. Bicarakan tentang pendekatan yang dilakukan
untuk toilet training dan harapan-harapan yang realistik.
c. Tekankan
keunikan proses berfikir pada toddler, terutama bahasa yang digunakan,
pemahaman yang kurang tentang waktu danketidakmampuan melihat peristiwa dari
perspektif orang lain.
d. Tekankan untuk menanamkan kedisiplinan secara
kongkrit.
Komentar
Posting Komentar