tumbuh kembang bayi usia 0-1 tahun
TUMBUH KEMBANG BAYI
USIA 0-1 TAHUN
“Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak”
Disusun oleh:
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
PRODI DIII KEPERAWATAN MAGELANG
2014-2015
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah
kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat,Taufik dan Hidayah-Nya sehingga makalah “ TUMBUH
KEMBANG BAYI USIA 0-1 TAHUN ” ini dapat
terselesaikan pada waktunya, makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Keperawatan Anak.
Makalah ini tidak akan terwujud
tanpa bantuan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini disampaikan
rasa terima kasih yang sedalam–dalamnya kepada
1.
Hermani Tri
Rejeki,S.Kep, Ns, M.Kes yang mengampu Mata Kuliah Keperawatan
Anak,
2.
Rekan–rekan dan semua pihak yang
tidak mungkin disebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan dorongan
sehingga terwujud makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini
jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan makalah lebih lanjut.
Akhir kata, semoga apa yang telah
kami kerjakan ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Magelang, 26 November 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Setiap orangtua tentu berkeinginan
agar anaknya dapat tumbuh kembang optimal, yaitu agar anaknya dapat mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang terbaik sesuai dengan potensi genetik yang
ada pada anak tersebut. Hal ini dapat tercapai apabila kebutuhan dasar anak (
asah, asih, dan asuh ) terpenuhi. Kebutuhan dasar anak harus dipenuhi yang
mencakup imtaq, perhatian, kasih sayang, gizi, kesehatan, penghargaan,
pengasuhan, rasa aman / perlindungan, partisipasi, stimulasi dan pendidikan (
asah, asih dan asuh ). Kebutuhan dasar tersebut harus dipenuhi sejak dini,
bahkan sejak bayi berada dalam kandungan.(5) Untuk itulah dalam perkuliahan ini
akan dibahas mengenai pemantauan tumbuh kembang neonatus terutama pada
pertumbuhan fisik pada neonatus baik BB dan TB dengan menggunakan Denver Development
Stress Test (DDST).
B.
Tujuan penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah
ini di maksudkan untuk:
a.
Definisi Pertumbuhan dan
Perkembangan
b.
Prinsip –Prinsip Tumbuh Kembang
c.
Ciri-Ciri Tumbuh Kembang
d.
Tahap-Tahap Tumbuh Kembang Bayi dan
Balita
BAB II
TINJAUAN
TEORI
A.
KONSEP TUMBUH KEMBANG
1.
Definisi Pertumbuhan dan
Perkembangan
Istilah
tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi
saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar jumlah,
ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan
ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm,meter), umur tulang
dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh); sedangkan perkembangan
(development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi
tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai
hasil dari proses pematangan.(Soetjiningsih. 1998 )
Pertumbuhan adalah bertambah banyak dan besarnya sel seluruh bagian tubuh yang bersifat kuantitatif dan dapat diukur; sedangkan perkembangan adalah bertambah sempurnanya fungsi dari alat tubuh. ( Depkes RI )
Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu; perkembangan lebih menitikberatkan aspek perubahan bentuk atau fungsi pematangan organ atau individu, termasuk perubahan aspek sosial atau emosional akibat pengaruh lingkungan.(Markum,1991)
Pertumbuhan adalah bertambah banyak dan besarnya sel seluruh bagian tubuh yang bersifat kuantitatif dan dapat diukur; sedangkan perkembangan adalah bertambah sempurnanya fungsi dari alat tubuh. ( Depkes RI )
Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu; perkembangan lebih menitikberatkan aspek perubahan bentuk atau fungsi pematangan organ atau individu, termasuk perubahan aspek sosial atau emosional akibat pengaruh lingkungan.(Markum,1991)
2.
Tahap –Tahap Tumbuh Kembang Bayi dan
Balita
a.
Usia 1 bulan
1) Di hari-hari
pertama setelah kelahiran, bayi belum bisa membuka matanya. Namun setelah
berjalan beberapa hari kemudian, ia akan bisa melihat pada jarak 20 cm.
2) Bulan
pertama ini bayi akan memulai adaptasinya dengan lingkungan baru
3) Memiliki
gerakan refleks alami.
4) Memiliki
kepekaan terhadap sentuhan.
5) Secara
refleks kepalanya akan bergerak ke bagian tubuh yang disentuh.
6) Sedikit demi
sedikit sudah bisa tersenyum.
7) Komunikasi
yang digunakan adalah menangis. Arti dari tangisan itu sendiri akan Anda
ketahui setelah mengenal tangisannya, apakah ia lapar, haus, gerah, atau hal
lainnya.
8) Peka
terhadap sentuhan jari yang disentuh ke tangannya hingga ia memegang jari
tersebut.
9) Tiada hari
tanpa menghabiskan waktunya dengan tidur.
b.
Usia 2 bulan
1) Sudah bisa
melihat dengan jelas dan bisa membedakan muka dengan suara.
2) Bisa
menggerakkan kepala ke kiri atau ke kanan, dan ke tengah.
3) Bereaksi
kaget atau terkejut saat mendengar suara keras.
c.
Usia 3 bulan
1) Sudah mulai
bisa mengangkat kepala setinggi 45 derajat.
2) Memberikan
reaksi ocehan ataupun menyahut dengan ocehan.
3) Tertawanya
sudah mulai keras.
4) Bisa
membalas senyum di saat Anda mengajaknya bicara atau tersenyum.
5) Mulai
mengenal ibu dengan penglihatannya, penciuman, pendengaran, serta kontak.
d.
Usia 4 bulan
1) Bisa
berbalik dari mulai telungkup ke terlentang.
2) Sudah bisa
mengangkat kepala setinggi 90 derajat.
3) Sudah bisa
menggenggam benda yang ada di jari jemarinya.
4) Mulai
memperluas jarak pandangannya.
e.
Usia 5 bulan
1)
Bisa meraih benda yang terdapat
dalam jangkauannya.
2)
Saat tertawa terkadang
memperlihatkan kegembiraan dengan suara tawa yang ceria.
3)
Sudah bisa bermain sendiri.
4)
Akan tersenyum saat melihat gambar
atau saat sedang bermain.
f.
Usia 6 bulan
1)
Dapat mempertahankan posisi kepala
tetap tegak dan stabil.
2)
Mulai memainkan dan memegang
tangannya sendiri.
3)
Matanya sudah bisa tertuju pada
benda-benda kecil.
g.
Usia 7 bulan
1) Sudah bisa
duduk sendiri dengan sikap bersila.
2) Mulai
belajar merangkak.
3) Bisa bermain
tepuk tangan dan cilukba.
h.
Usia 8 bulan
1) Merangkak
untuk mendekati seseorang atau mengambil mainannya.
2) Bisa
memindahkan benda dari tangan satu ke tangan lainnya.
3) Sudah bisa
mengeluarkan suara-suara seperti, mamama, bababa, dadada, tatata.
4) Bisa
memegang dan makan kue sendiri.
5) Dapat
mengambil benda-benda yang tidak terlalu besar.
i.
Usia 9 bulan
1) Sudah mulai
belajar berdiri dengan kedua kaki yang juga ikut menyangga berat badannya.
2) Mengambil
benda-benda yang dipegang di kedua tangannya.
3) Mulai bisa
mencari mainan atau benda yang jatuh di sekitarnya.
4) Senang
melempar-lemparkan benda atau mainan.
j.
Usia 10 bulan
1) Mulai
belajar mengangkat badannya pada posisi berdiri.
2) Bisa
menggenggam benda yang dipegang dengan erat.
3) Dapat
mengulurkan badan atau lengannya untuk meraih mainan.
k.
Usia 11 bulan
1) Setelah bisa
mengangkat badannya, mulai belajar berdiri dan berpegangan dengan kursi atau
meja selama 30 detik.
2) Mulai senang
memasukkan sesuatu ke dalam mulut.
3) Bisa
mengulang untuk menirukan bunyi yang didengar.
4) Senang
diajak bermain cilukba.
l.
Usia 12 bulan
1)
Mulai berjalan dengan dituntun.
2)
Bisa menyebutkan 2-3 suku kata yang
sama.
3)
Mengembangkan rasa ingin tahu, suka
memegang apa saja.
4)
Mulai mengenal dan berkembang dengan
lingkungan sekitarnya.
5)
Reaksi cepat terhadap suara
berbisik.
6)
Sudah bisa mengenal anggota
keluarga.
7)
Tidak cepat mengenal orang baru
serta takut dengan orang yang tidak dikenal/asing.
B. PERKEMBANGAN
BAYI UMUR 0-1 TAHUN
Pada masa bayi baru lahir (0 sampai 28
hari), terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi
darah serta mulainya berfungsi organ-organ. Setelah 29 hari sampai dengan 11
bulan, terjadi proses pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan yang
berlangsung secara terus menerus terutama meningkatnya fungsi sistem
syaraf.
Kemampuan yang dimiliki bayi
meliputi;
1. Kemampuan
Motorik
Kemampuan
motorik merupakan sekumpulan kemampuan untuk menggunakan dan mengontrol gerakan
tubuh, baik gerakan kasar maupun gerakan halus. Motorik kasar merupakan
keterampilan menggerakkan bagian tubuh secara harmonis dan sangat berperan
untuk mencapai keseimbangan yang menunjang motorik halus. Motorik halus
merupakan keterampilan yang menyatu antara otot halus dan panca indera.
Kemampuan motorik selalu memerlukan koordinasi bagian-bagian tubuh, sehingga
latihan untuk aspek motorik ini perlu perhatian.
Kemampuan
motorik pada bayi berdasarkan usia yakni:
Usia
|
Motorik kasar
|
Motorik halus
|
0-3 bulan
|
Mengangkat
kepala,
Guling-guling,
Menahan kepala tetap
tegak,
|
Melihat,
meraih dan menendang mainan gantung.
Memperhatikan benda
bergerak,
Melihat benda-benda
kecil,
Memegang benda,
Meraba dan merasakan
bentuk permukaan,
|
3-6 bulan
|
Menyangga berat,
Mengembangkan kontrol
kepala.
Duduk.
|
Memegang benda dengan
kuat,
Memegang
benda dengan kedua tangan,
Makan sendiri,
Mengambil benda-benda
kecil.
|
6-9 bulan
|
Merangkak
Menarik ke posisi
berdiri
Berjalan berpegangan
Berjalan dengan
bantuan.
|
Memasukkan
benda kedalam wadah,
Bermain
'genderang'
Memegang
alat tulis dan mencoret-coret
Bermain
mainan yang mengapung di air
Membuat
bunyi-bunyian.
Menyembunyikan
dan mencari mainan
|
9-12
bulan
|
Bermain bola
Membungkuk
Berjalan sendiri
Naik tangga.
|
Menyusun
balok/kotak
Menggambar
Bermain
di dapur.
|
2. Kemampuan
Bicara dan Bahasa
Masa
bayi adalah masa dimana kontak erat antara ibu dan anak terjalin sehingga dalam
masa ini, pengaruh ibu dalam mendidik anak sangat besar. Kemampuan bicara bayi
masih dalam bentuk pra bicara, yang diekspresikan dengan cara menangis,
mengoceh, gerakan isyarat dan ekspresi wajah seperti tersenyum. Bahkan pada
masa ini lebih sering muncul senyum sosial sebagai reaksi terhadap rangsangan
dari luar .
Ekspresi
emosi adalah bahasa pertama sebelum bayi berbicara, sebagai cara untuk
mengkomunikasikan dirinya pada orang tua atau orang lain. Bayi akan bereaksi
pada ekspresi wajah dan tekanan suara, sebaliknya orangtua membaca ekspresi
bayi dan merespon jika ekspresi bayi menunjukkan tertekan atau gembira. Terkait
dengan ekspresi emosi bayi, yang mudah dikondisikan, maka ekspresi emosi bayi
mudah dikondisikan. Jika orangtua lebih banyak menunjukkan suasana hati yang positif
seperti selalu gembira, santai dan menyenangkan, akan mempengaruhi pemahaman
bayi terhadap sesuatu dan cenderung menimbulkansuasana hati yang menyenangkan.
Sebaliknya jika orang dewasa mengkondisikan dengan situasi yang tidak
menyenangkan maka suasana emosi bayi cenderung buruk. Kemampuan bicara pada
bayi sebenarnya ada hubungannya dengan perkembangan otak, terutama pada saat
bayi menangkap kata-kata yang diucapkan dan menyampaikan apa yang ada dalam
pikirannya. Pada saat bayi berjalan, berbicara, tersenyum dan mengerutkan dahi,
sebenarnya tengah berlangsung perubahan dalam otak. Meski keterkaitan sel-sel
syaraf (neuron) yang dimiliki bayi, masih sangat lemah, namun akan sangat
mempengaruhi pada perkembangan sel syaraf pada tahap selanjutnya. Bayi mengerti
dan memahami sesuatu yang berada disekelilingnya, tidak terbatas dengan melihat
serta memanipulasi namun sebenarnya bayi sudah memiliki kemampuan untuk memberi
perhatian, menciptakan simbolisasi, meniru dan menangkap suatu konsep melalui
gerakan sudah lebih berkembang. Oleh karenanya untuk mengoptimalkan kemampuan
otaknya maka bayi perlu lebih banyak menstimulasi bayi untuk mengenal
benda-benda sekelilingnya sambil terus mengajak berbicara.
Kemampuan
bicara dan berbahasa pada masa bayi sbb:
Usia
|
Kemampuan
Bicara dan Bahasa
|
0-3
bulan
|
·
prabicara,
·
meniru suara-suara,
·
mengenali berbagai suara.
|
3-6
bulan
|
·
mencari sumber suara,
·
menirukan kata-kata..
|
6-9
bulan
|
·
menyebutkan nama gambar di buku majalah,
·
menunjuk dan menyebutkan nama gambar-gambar.
|
9-12
bulan
|
·
menirukan kata-kata
·
berbicara dengan boneka
·
bersenandung dan bernyanyi.
|
3. Kemampuan
Sosialisasi dan Kemandirian
Kemampuan
sosialisasi dan kemandirian dapat dirangsang dengan sosialisasi pada masa bayi
diawali di dalam keluarga, dimana dalam keluarga terjadi hubungan timbal balik
antara bayi dan pengasuh atau orangtua. Melalui perhatian dan perilaku orangtua
akan memberi kerangka pada bayi dalam berinteraksi dan pengalaman yang
terpenting bagi bayi karena keluarga adalah melibatkan proses kasih sayang.
Kemampuan bayi untuk bersosialisasi mulai muncul, dasar-dasar sosial mulai
dibentuk, yang diperoleh dengan cara mencontoh perilaku pada situasi sosial tertentu,
misalnya mencontoh perilaku sosial dari kakak atau orang tuanya, yang akhirnya
akan mempengaruhi cara penyesuaian pribadi dan sosialnya dikemudian hari.
Kemampuan sosialisasi dan kemandirian pada masa bayi sbb:
Kemampuan Sosialisasi
dan Kemandirian
|
|
0-3 bulan
|
Memberi
rasa aman dan kasih sayang,
mengajak bayi
tersenyum,
mengajak bayi
mengamati benda-benda dan keadaan di sekitarnya,
meniru ocehan dan
mimik muka bayi,
mengayun bayi,
menina
bobokan.
|
3-6 bulan
|
Bermain
"ciluk ba',
melihat dirinya di
kaca,
berusaha meraih
mainan.
|
6-9 bulan
|
Mulai
bermain atau 'bersosialisasi' dengan orang lain.
Mulai melambaikan
tangan jika ditinggal pergi.
Mulai membalas
lambaian tangan orang lain.
|
9-12 bulan
|
Minum sendiri dari
sebuah cangkir,
Makan bersama-sama
Menarik mainan yang
letaknya agak jauh.
|
BAB III
PENUTUP
a.
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan :
1) Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.
2) Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian.
3) Perkembangan fisik mencakup pertumbuhan biologis. Misalnya, pertumbuhan otak, otot, tulang serta penuaan dengan berkurangnya ketajaman pandangan mata dan berkurangnya kekuatan otot-otot.
4) Sebagai pemberi pelayanan keperawatan, perawat memberikan pelayanan dari mulai manusia sebelum lahir sampai dengan meninggal, dalam merawat kasus yang samapun tindakan yang diberikan akan sangat berdeda karena setiap orang adalah unik, sehingga seorang perawat dituntut untuk mengerti proses tumbuh kembang.
5) Tumbuh kembang merupakan proses yang dinamis dan terus menerus
B.Saran
1. Agar anak dapat tumbuh kembang dengan baik maka para ibu – ibu diharapkan dapat memeperhatikan gizi pada bayi dan melatih anak untuk belajar sesuai dengan tahapanya.
Sebab belajar merupakan perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar, anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan dan potensi yang dimiliki anak
2. Dalam mengajar, guru hendaknya mampu mengomunikasikan materi dan menyampaikan informasi dengan menggunakan berbagai metode mengajar agar setiap anak dapat menyerap dan memahaminya untuk kemudian digunakan pada saat diperlukan. Hal ini hanya dapat dicapai bila guru mengetahui karakteristik murid-muridnya yang visual, yang auditorial maupun yang kinestik.
3 Bagi ibu – ibu yang mempubyai anak diharapkan dapat membimbing anaknya ke arah yang benar agar anaknya memiliki kognitif yang luas daN tidak neniliki gangguan mental.
1. Agar anak dapat tumbuh kembang dengan baik maka para ibu – ibu diharapkan dapat memeperhatikan gizi pada bayi dan melatih anak untuk belajar sesuai dengan tahapanya.
Sebab belajar merupakan perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar, anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan dan potensi yang dimiliki anak
2. Dalam mengajar, guru hendaknya mampu mengomunikasikan materi dan menyampaikan informasi dengan menggunakan berbagai metode mengajar agar setiap anak dapat menyerap dan memahaminya untuk kemudian digunakan pada saat diperlukan. Hal ini hanya dapat dicapai bila guru mengetahui karakteristik murid-muridnya yang visual, yang auditorial maupun yang kinestik.
3 Bagi ibu – ibu yang mempubyai anak diharapkan dapat membimbing anaknya ke arah yang benar agar anaknya memiliki kognitif yang luas daN tidak neniliki gangguan mental.
DAFTAR PUSTAKA
A.Markum, A.H. 1991. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta :
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Komentar
Posting Komentar